-->

SKRIPSI BUKAN PENGHALANG


Bagian 1
MELAKUKAN IDENTIFIKASI MASALAH

Sebelum menemukan masalah, peneliti terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah. Pertama yang harus kita ketahui adalah apa itu identifikasi. Identifikasi yang dimaksud disini adalah mencatat masalah yang ada di lapangan. Dalam keadaan ini, kalian sebagai seorang peneliti harus jeli dalam melakukan identifikasi. Dalam memutuskan atau menetapkan suatu pokok masalah, tidak bisa dilakukan dengan serta merta atau bahkan mengada-ada. Maka oleh sebab itu, diperlukan adanya identifikasi agar dapat memutuskan dan mengangkat masalah dalam sebuah penelitian.

Dalam pelaksanaan identifikasi, yang harus peneliti lakukan adalah mencatat segala yang terjadi di lokasi penelitian. Catatan yang dibuat sebaiknya dalam bentuk point-point atau 1, 2, 3, 4, ... dan seterusnya. Dalam catatan tersebut nantinya akan banyak bermunculan masalah dari poin per point. Isi dari catatan merupakan apa yang kita lihat dan yang kita dengar. Kita melihat suatu kegiatan yang unik misalnya, maka kita catatkan di dalam buku identifikasi tersebut. Nantinya, hasil akhirnya akan muncul beberapa poin-poin dalam buku identifikasi tersebut. Perlu untuk diingat, bahwa kita tidak perlu untuk memilih-milih apa yang harus di catat. Melainkan segala yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di lokasi penelitian baik hal positif, maupun negatif. Untuk lebih memusatkan perhatian, dalam penelitian tindakan kelas biasanya melakukan identifikasi terhadap 1 mata pelajaran saja.

Ketika identifikasi telah selesai dan peneliti mendapat data mentah dari lapangan, maka selanjutnya yaitu melakukan pengelompokan terhadap hasil identifikasi tersebut. Poin-poin yang ada tadi, kita kelompokkan menjadi beberapa bagian. Misalnya, bagian mengajar guru. maka kondisi yang kita tuliskan tentang mengajar guru, kita pilih dan buat satu kategori baru. Kemudian bagian kegiatan atau respon siswa selama kegiatan belajar, kita kelompok dan buat satu kategori baru.

Melakukan kegiatan identifikasi masalah merupakan langkah yang tidak bisa dihilangkan dalam sebuah penelitian. Tanpa adanya identifikasi masalah, peneliti akan kesulitan dalam menemukan masalah dan memusatkan perhatian dalam penelitian. Dengan adanya hasil identifikasi masalah ini, semakin dekat langkah kita dalam menemukan masalah dalam penelitian.


Bagian 2

MENEMUKAN MASALAH DALAM PENELITIAN PTK

Banyak orang yang kesulitan dalam menemukan masalah untuk sebuah penelitian. Pertanyaan yang mendasar dan sering kita dengar terkait hal penelitian adalah “apa masalahnya?”. Menemukan masalah untuk sebuah penelitian bukanlah perkara yang mudah. Masalah yang dimaksud disini tentulah masalah yang berkaitan dengan pendidikan atau kegiatan belajar mengajar di kelas. Masalah disini sebaiknya bukanlah masalah yang kita buat, artinya masalah yang kita rancang sedemikian rupa seolah-olah memang terjadi suatu masalah di lokasi penelitian kita. Ketika demikian, maka kita akan menjumpai kesulitan dalam penyelesaian penelitiannya nanti ketika sampai pada analisis data, pembahasan, dan lain sebagainya. Mengapa demikian? Karena kita sebagai manusia biasa bukanlah perkara yang mudah untuk mengingat segala kondisi yang ada di lapangan. Bagaimana kita meyakinkan orang atau pendengar sedangkan kita sendiri tidak paham akan hal yang terjadi dilapangan? Walau demikian, hal di atas bukanlah memberi arti bahwa menemukan masalah itu sulit, namun bukan juga berarti mudah.

Lalu bagaimana cara kita menemukan masalah dalam lokasi penelitian kita? Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menemukan masalah di lokasi penelitian:

1. Melihat kondisi di lapangan.
Maksudnya disini adalah kita hadir di lokasi penelitian, kemudian kita melihat reel di lokasi penelitian. Rutinitas yang ada di lapangan bagaimana? Kebiasaan yang ada di lapangan bagaimana? Tentunya kegiatan ini memakan waktu yang tidak sebentar. Kalian perlu datang ke lokasi penelitian untuk melihat secara langsung untuk memastikan keadaan sebenarnya. Estimasi waktu yang dibutuhkan biasanya berlangsung dalam waktu 2 sampai 3 mingu, bahkan ada yang sampi menghabiskan waktu selama 4 bulan. Mengapa demikian, karena rutinitas kegiatan di sekolah itu biasanya permingu. Roster atau kegiatan belajar mengajar akan berulang dalam kurun waktu satu minggu. Setelah seminggu, maka dimulai lagi dari hari Senin dengan kegiatan yang serupa.

Penelitian tindakan kelas atau yang biasa disebut dengan PTK, ini dilakukan di dalam kelas. Maka, agar lebih memusatkan perhatian, sebaiknya lihatlah kondisi di dalam kelas saja. Lihatlah seluruh perangkat dan kegiatan di dalam kelas. Misalnya, mengajar guru, cara mengajar guru, hasil ujian siswa, dan lain sebagainya. Dengan memusatkan perhatian di dalam kelas, akan lebih membantu kita untuk menemukan masalah yang cocok untuk penelitian tindakan kelas.

2. Menyesuaikan dengan regulasi atau dengan teori yang ada.
Maksudnya disini adalah setelah kita paham tentang apa kebiasaan yang terjadi di lapangan, kita kaitkan dengan regulasi yang ada. Dalam hal ini, tentu kita harus tahu dan paham terlebih dahulu tentang regulasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Selain regulasi yang ada, juga terdapat opsi lain, yaitu mengaitkan dengan teori-teori yang ada dan yang kita pahami.


Lebih rinci begini, tentang regulasi bisa juga kita kaitkan dengan peraturan sekolah. Bagaimana peraturan sekolah disana. Lebih baik lagi jika lebih diperluas, dengan memperhatikan standar penilaian misalnya. Bagaimana standar penilaian disana? Terlaksana ataukah tidak? Jika terlaksana, maka itu bukanlah sebuah masalah. Namun sebaliknya, jika tidak terlaksana, maka sudah pasti di dalamnya ada masalah. Nah, dari sini kita sudah melihat bahwa disitulah titik permasalahannya. Tentu kita dapat mengangkatnya dalam sebuah penelitian.

Bagian 3

MEMBUAT RUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN

Membuat suatu rumusan masalah merupakan hal yang wajib dalam sebuah penelitian. Tanpa adanya rumusan masalah, tidak akan dapat membuat suatu tujuan penelitian. Dengan begitu, penelitian yang kita lakukan tentu tidak akan selesai dan tidak ada batasnya. Dengan begitu, kesimpulannyapun nanti tidak akan bisa didapati. Rumusan masalah dibuat ketika kita sudah menemukan suatu masalah yang akan diangkat dalam sebuah penelitian. Secara logis, bisa diartikan bahwa rumusan masalah yakni pertanyaan terhadap indikator dari pokok masalah dalam sebuah penelitan.

Rumusan masalah ini nantinya akan berbalas dengan tujuan penelitian yang akan di bahas pada BAB selanjutnya. Dimana, ketika kita membuatkan rumusan masalah 1, 2 dan 3, maka isi dari tujuan penelitian nantinya akan 1, 2 dan 3 juga. Isinya adalah menjawab dari rumusan masalah 1, 2 dan 3 itu sendiri.

Untuk penelitian berjenis skripsi, biasanya membuat perumusan masalah itu sebanyak 3 pertanyaan. Biasanya, pertanyaan yang dituliskan itu berisi dengan diawali kata “bagaimana”. Untuk lebih jelasnya mengenai apa isi dari ketiga pertanyaan tersebut dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini:
  1. Rumusan masalah 1 ini berisi tentang penjelasan di lokasi penelitian. Apa pokok permasalahan yang kita temukan di lokasi penelitian, dibuat menjadi sebuah pertanyaan disini, di rumusan masalah 1. Nantinya, rumusan masalah ini akan berbalas dengan tujuan penelitian 1.
  2. Rumusan masalah 2 ini bukan lagi seperti rumusan masalah 1 di atas. Rumusan masalah 2 ini berisikan tentang proses kegiatan di kelas sebelum adanya action atau perlakuan. Mengapa demikian? Karena dalam sebuah penelitian PTK, dikatakan PTK karena adanya action atau perlakuan dalam sebuah penelitian. Artinya, peneliti melakukan sesuatu disini. Tentunya, jawaban atau penjelasan mengenai Rumusan Masalah 2 ini akan berbalas pada Tujuan Penelitian 2.
  3. Rumusan masalah 3 disini biasanya berisikan tentang hasil atau dampak setelah diadakannya atau dilakukannya action atau perlakukan dalam suatu penelitian. Bagaimana hasil yang didapatkan setelah adanya perilaku dalam pelaksanaan penelitian. Rumusan masalah 3 ini akan bijawab pada tujuan masalah 3.



Ketiga rumusan masalah di atas, memberi arti bahwa dalam penelitian PTK, peneliti perlu menjelaskan kondisi lapangan secara konkrit sebelum dilakukannya action. Disisi lain, peneliti juga mengungkap tentang apa yang dihasilkan dari adanya perlakuan atau action yang dilakukan selama proses penelitian.

Bagian 4

MEMBUAT TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian disini maksudnya adalah untuk apa penelitian itu dibuatkan. Jawaban dari tujuan penelitian disini bukanlah sembarangan, yakni menjawab dari rumusan penelitian yang telah dibuatkan sebelumnya. Kalau dalam rumusan masalah terdapat pertanyaan “bagaimana”, maka pada bagian tujuan penelitian ini akan menjawabnya seperti “untuk mengetahui”. Rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah dua bagian yang saling berkaitan.

Penulisan tujuan penelitian dalam sebuah penelitian PTK tidak jauh berbeda dengan jenis penelitian lainnya. Jika pada BAB sebelumnya telah di bahas bagaimana membuat rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas, maka pada BAB tujuan penelitian ini adalah menjawab dari rumusan masalah di atas. Bila rumusan masalah terdapat 3 buah/poin, maka tujuan penelitian juga berisikan 3 buah/poin dengan indikator yang sama. Pembuatan tujuan penelitian ini bukanlah perkara yang mudah.

Bagian 5
MEMBUAT MANFAAT PENELITIAN

Apa itu manfaat penelitian? Dari kata manfaat saja tentu sudah dapat dipahami maknanya. Hasil dari suatu penelitian tentunya akan diharapkan dapat memberi manfaat, baik itu pada elemen masyarakat, maupun pada elemen praktisi pendidikan. Manfaat penelitian dibuat sebagai bahan acuan tentang kepada siapa hasil dari penelitian ini akan disampaikan. Biasanya, penulisan manfaat penelitian ini terbagi atas dua bagian, yakni:
1. Menfaat secara teoritis.
Dalam bagian ini, peneliti menuliskan manfaat secara teoritis. Artinya, penelitian ini sebagai bahan bacaan bagi sebagian orang secara umum. 

2. Manfaat praktis.
Praktis maksudnya dalam praktiknya. Bagian ini berisikan tentang manfaat bagi praktisi pendidikan. Misalnya, dalam hasil penelitian kita ini dapat memberikan masukan bagi guru agar mengembangkan cara mengajar di kelas. Tidak hanya bagi guru, juga untuk kepala sekolah, yayasan, bagi peneliti lain sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian sejenis, dan lain sebagainya.

Tambahkan komentar anda untuk:

SKRIPSI BUKAN PENGHALANG